Monday, 14 May 2012

Manajemen Pendidikan Islam

KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
OLEH : JUNIANTO SITORUS, S.PD.I

BAB I
PENDAHULUAN

Ilmu Manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip Manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Baik disadari ataupun tidak disadari. Ilmu Manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan-berubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien.
Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan beragam dan sejenisnya. Sekarang timbul suatu pertanyaan “siapa sajakah yang sebenarnya memakai Manajemen “ apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja? Jawabannya. Manajemen diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Dalam pandangan manajemen Islam, manusia itu tidak dapat hidup sendiri dan eksistensinya tidaklah terlaksana kecuali dengan kehidupan bersama. Manusia tidak akan mampu menyempurnakan eksistensi dan mengatur kehidupannya dengan sempurna apabila sendiri. Kerja sama sudah menjadi watak manusia apabila membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhannya. Seseorang akan berserikat dengan orang lain apabila ada kesatuan tujuan yang membawanya pada sikap saling membantu.
Ibnu khaldun menyebutkan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup berorganisasi jika memiliki kesatuan visi dan misi. Dengan demikian, konsep organisasi adalah konsep mengenai persatuan dan kerja sama yang ideal untuk mencapai tujuan dengan mempertahankan nilai-nilai kejujuran.[1]


BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR MANAJEMEN
A.    Pengertia Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata mamus berarti tangan dan angere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani.[2] Saiful Sagala menyebutkan bahwa manajemen berasal dari kata managio yaitu “pengurusan” atau managiare yaitu “melatih dalam mengatur langkah-langkah.[3] Dalam hal mengatur akan timbul banyak pertanyaan tentang apa yang diatur, siapa yang mengatur, mengapa harus diatur, apa tujuan dilaksanakannya mengatur dan bagaimana mengaturnya.
            Pengertian di atas relevan dengan apa yang dikemukakan James A.F Stoner “manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Mary Farket Follet mendefinisikan manajemen sebagai salah satu seni untuk melakukan sesuatu melalui orang lain.
Di samping itu manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat atau seni dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu, menurut Lutter Gulick manajemen memenuhi syarat karena memiliki serangkaian teori, meskipun teori-teori itu masih terlalu umum dan subjektif. Selanjutnya dikatakan bahwa perjalanan suatu ilmu, teori-teori manajemen yang ada diuji dengan pengalaman.[4]
            Secara umum aktivitas manajemen ada dalam organisasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Manajemen dapat diartikan sebagai proses menggunakan dan atau menggerakkan sumber daya manusia, modal dan peralatan lainnya secara terpadu untuk mencapai tujuan tertentu.[5] Sementara itu George R. Terry menjelaskan bahwa manajemen adalah kemampuan mengarahkan dan mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan sumber daya lainnya.[6] Mondy & Premeaux mengemukakan manajemen adalah cara-cara atau aktivitas tertentu agar semua anggota dapat bekerja sesuai dengan prosedur, pembagian kerja, dan tanggung jawab yang diawasi untuk mencapai tujuan bersama.[7]
Ramayulis mengatakan bahwa pengertian yang dapat disamakan dengan hakikat manajemen didalam Al-Qur’an adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak kita temukan dalam Al-Qur’an diantaranya terdapat dalam surah As-Sajadah ayat 5.
Artinya : “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (Q.S. As-Sajadah : 5).[8]
            Dari ayat diatas kita dapat mengetahui bahwa Allah SWT. Merupakan pengatur alam semesta ini, oleh sebab itu kita sebagai khalifah yang diciptakan Allah berfungsi untuk mengatur dan mengelola alam semesta dengan sebaik-baiknya sehingga mampu mendatangkan kemaslahatan bagi kehidupan manusia.
            Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan manusia yang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk mrncapai kebahagiaan dan kesejahteraan, baik didunia maupun di akhirat.

B.     Manajemen dan Organisasi
Dalam perspektif lebih luas, manajemen adalah suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien. Berarti manajemen merupakan perilaku anggota dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Dengan kata lain, organisasi adalah wadah bagi operasionalisasi manajemen, karena itu di dalamnya ada sejumlah unsur yang membentuk kegiatan manajemen, yaitu: unsur manusia (man), barang-barang (materials), mesin (machines), metode (methods), uang (money) dan pasar (market).
Pada prinsipnya pengertian manajemen mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut: (1) ada tujuan yang ingin dicapai; (2) sebagai perpaduan ilmu dan seni; (3) merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, koperatif, dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya; (4) ada dua orang atau lebih yang bekerjasama dalam suatu organisasi; (5) didasarkan pada pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab; (6)  mencakup beberapa fungsi; (7) merupakan alat untuk mencapai tujuan.[9]
Manajemen merupakan suatu proses pengelolaan sumber daya yang ada mempunyai empat fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Hal ini sesuai dengan pendapat Terry dalam Sutopo yang menyatakan bahwa fungsi manajemen mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.[10]
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi itu, pengelola ini disebut manajer. Menejer dalam menjalankan organisasi memiliki tugas dan fungsi untuk merealisasikan tujuan organisasi yang dibebankan kepadanya.
Berdasarkan uraian di atas, meskipun definisi manajemen menurut para ahli terdapat perbedaan, makna, tujuan, serta sasaran yang diinginkan sama, karena secara subtansinya bahwa manajemen merupakan suatu proses pengorganisasian, yang di dalamnya terdapat aspek perencanaan dan pengambilan keputusan guna tercapai suatu tujuan bersama. Lebih fokus lagi dapat disebutkan, bahwa manajemen juga menganalisa, menetapkan tujuan/sasaran serta mendeterminasi tugas-tugas dan kewajiban secara baik, efektif dan efisien.
Manajemen merupakan salah satu ilmu pengetahuan di antara ilmu-ilmu sosial yang lain. Ditinjau dari posisi dan eksistensinya, manajemen memiliki nilai utama pada segenap aktivitas manusia, dalam hal ini aktivitas ruang kehidupan manusia, mulai dari pendidikan, sosial, budaya, ekonomi dan politik.
Dari penjelasan diatas dapat kita berikan gambaran bahwa tujuan dalam manajemen itu sangat penting. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan seperti kita ketahui tujuan dalam managment sangat penting karena tujuan tersebut dapat :
1. Terwujudnya suasana kerjas yang aktif, inofatif, kreatif, efektif, efisien, menyenangkan dan bermakna bagi para karyawan atau anggota
2. Terciptanya karyawan atau anggota yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat Bangsa dan Negara.
3. Terpenuhinya salah satu dari 4 (empat) kompetensi bekerja para anggota serta tertunjangnya kompetensi manajerial para atasan dan anggota sebagai manajer.
4. Tercapainya tujuan yang lebih efektif dan efisien dalam sebuah organisasi.
5. Terbekalinya tenaga profesional dengan teori tentang proses dan tugas administrasi kepemimpinan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen).
6. Teratasinya masalah mutu pekerjaan karena 80% adalah mutu para pekerja disebakan karena manajemen.
Berdasarkan tujuan tersebut dapat dipahami bahwa manajemen memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sejak awal.
Organisasi dalam bahasa Yunani berasal dari kata organon yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya semuanya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan, berikut ini Saefullah mengutip beberapa pengertian organisasi yaitu:
1.        Chester I. Bernard dalam bukunya The Executive Functions mengemukakan, “ Organisasi adalah sistem kerja sama anatara dua orang atau lebih” ( I define organization as a system of cooveratives of two more persons).
2.        James D. Mooney mengatakan, “Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose” (Organisasi adalah setiap bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.[11]
3.        Menurut Dimock, "Organization is the systematic bringing together of interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control may be exercised to achive a given purpose" (Organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian­bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
4.    Robbins, S.P., (1986), "Organization is a conciously coordinated social units, composed of two or more people, that function on a relatively continous basis to acheive a common goal or set of goals." (Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri atas pola akitvitas kerja sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.
5.         Sondang P. Siagian mengemukakan, "Setiap bentuk persekutuan antar dua orang atau lebih yang bekerja bersama Berta secara formal terkait dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan terdapat seorang/beberapa orang yang disebut bawahan."
6.         Prof. Dr. Prajudi Atmosudirdjo (1976) menuturkan, "Struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu."
7.         Menurut J.R. Schermerhorn, "Organization is a collection of people working together in a division of labor to achieve a common purpose." (Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama).
8.         Philiph Selznic, "Organisasi adalah pengaturan personal guns memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab."
9.     Brown dan Moberg mendefinisikan, "Organization are relatively permanent social entities characterized by goal-oriented behavior, specialization and structure."[12]
Berdasarkan definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa sekumpulan orang dapat dikatakan sebagai organisasi jika memenuhi beberapa unsur pokok yaitu :
a.       Organisasi merupakan sistem
b.      Adanya pola aktivitas
c.       Adanya sekelompok orang
d.      Adanya tujuan yang telah ditetapkan
e.       Adanya kerjasama
f.       Sistem koordinasi
g.      Pembagian tugas dan tanggung jawab
h.      Sumber daya organisasi
Tegasnya, dari beberapa pengertian organisasi diatas organisasi akan berjalan efektif dan efisien harus memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya baik individu maupun kelompok kerja memiliki kontribusi penting dalam menentukan efektivitas organisasi. Karena sebagai sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga proses mencapai tujuan dapat lebih optimal. Gambaran mengenai efektivitas organisasi dapat diketahui dari apa yang dikemukakan Gibson, et al,[13] sebagai berikut:

Berdasarkan gambar di atas  dapat dipahami bahwa baik individu maupun kelompok bermuara kepada pencapaian efektivitas supaya efektivitas organisasi dapat tercapai. Tetapi yang perlu diketahui para manajer adalah bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan efektivitas individu dan efektivitas kelompok. Dalam konteks ini efektivitas individu didukung oleh faktor kemampuan, pengetahuan, sikap, motivasi dan tekanan. Sedangkan yang menyebabkan efektivitas kelompok adalah faktor kohesivitas (kepaduan), kepemimpinan, struktur, status, peran dan norma yang ada dalam kelompok kerja. Selanjutnya efektivitas organisasi disebabkan oleh faktor lingkungan, teknologi, strategi, pilihan, struktur, proses dan budaya organisasi.
Berikut ini dapat dijelaskan mengenai sumber efektivitas organisasi dalam konteks manajemen sebagai berikut,[14]


Sumber Efektivitas
Fungsi Manajemen
Individu
Kelompok
Organisasi
Perencanaan
Tujuan
Sasaran
Misi
Pengorganisasian
Rancangan kerja
Delegasi kewenangan
Bidang
Ukuran bidang
Perpaduan metode dan pribadi
Kepemimpinan
Pengaruh berpusat kepada orang
Pengaruh berpusat kepada kelompok
Pengaruh berpusat kepada inti keseluruhan
Pengawasan
Standari kinerja individu
Standar kinerja kelompok
Standar kinerja organisasi

Efektivitas dan Fungsi Manajemen

Untuk dapat menggerakan anggotanya agar mempunyai semangat dan gairah kerja yang tinggi, maka perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut: (a) Memperlakukan para pegawai dengan sebaik-baiknya; (b) Mendorong pertumbuhan dan pengembangan bakat dan kemampuan para pegawai tanpa menekan daya kreasinya; (c) Menanamkan semangat para pegawai agar mau terus berusaha meningkatkan bakat dan kemampuannya; (d) Menghargai setiap karya yang baik dan sempurna yang dihasilkan para pegawai; (e) Menguasahan adanya keadilan dan bersikap bijaksana kepada setiap pegawai tanpa pilih kasih; (f) Memberikan kesempatan yang tepat bagi pengembangan pegawainya, baik kesempatan belajar maupun biaya yang cukup untuk tujuan tersebut; (g) Memberikan motivasi untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki para pegawai melalui ide, gagasan dan hasil karyanya.[15]
Kita dapat melihat bahwa Islam sangat mendorong para pemeluknya untuk melakukan sesuatu hal secara terorganisir  dengan rapi, karena kebaikan yang tidak terorganisir akan dapat dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir (tersusun dan tertata dengan rapi). Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata hanya wadah, melainkan lebih menekankan pada cara melakukan pekerjaan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja.
Dalam manajemen Islam, struktur organisasi diibaratkan bangunan yang tersusun rapi yang seluruh komponen bangunan saling terkait, menyangga dan menguatkan. Atau dapat dimisalkan tubuh satu sama lain strukturnya saling berhubungan. Sebagaimana firman Allah SWT.

 
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada- Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.(102). Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Q.S. Ali Imran: 102-103).[16]
Selanjutnya di dalam Al-Qur’an surat Al-Hujarat ayat 13 Allah SWT menjelaskan mengenai pentingnya berorganisasi dalam konteks yang lebih luas
  
Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.[17]  
Selanjutnya dapat juga kita lihat dalam Surat An-Nisa’ ayat 71 
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama.[18]

                Pengorganisasian dalam Manajemen Islami adalah penentuan struktur, aktivitas, interaksi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan harus jelas dalam setiap lembaga atau organisasi
Dalam berorganisasi didalam islam harus mempertahankan penerapan kinerja yang lurus dan konsisten dengan menyertakan nilai-nilai islami. Organisasi didalam Islam dapat diartikan sebagai wadah berkumpulnya beberapa orang yang saling bekerja sama dan berinteraksi dalam menerapkan dan mewujudkan visi dan misi yang berlandaskan nilai-nilai ajaran Islam yang sangat luhur dan mulia, oleh karena itu dibutuhkan saling tolong-menolong, Amanah, jujur dan bertanggung jawab       

C.    Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan ahli tidak sama, tergantung pada sudut pendekatan dan pandangan mereka. Namun yang populer dikenal pada dunia manajemen apa yang disebut dengan POAC (planning, organizing, actuating, controling). Fungsi-fungsi ini pada dasarnya harus dilaksanakan oleh setiap menajer secara berurutan agar proses manajemen itu diaplikasikan secara baik.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan POAC (planning, organizing, actuating, controling), berikut dijelaskan pengertian masing-masing :
Perencanaan (planning) ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.[19] Karena itu perencanaan merupakan urat nadi manajemen dan menempati fungsi pertama dan utama di antara fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Perencanaan atau planning, merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.[20] Di dalam perencanaan ini dirumuskan dan ditetapkan seluruh aktivitas lembaga yang menyangkut apa yang harus dikerjakan, mengapa dikerjakan, di mana dikerjakan, kapan akan dikerjakan, siapa yang mengerjakan dan bagaimana hal tersebut dikerjakan. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan dapat meliputi penetapan tujuan, penegakan strategi, dan pengembangan rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan. Dalam hal ini menejer sebagai top manajemen di dalam sebuah lembaga atau organisasi mempunyai tugas untuk membuat perencanaan, baik dalam bidang-bidang kerjanya.[21] Setidaknya dalam Alquran perencanaan dijelaskan sedemikian tegas dalam Surat Al-Hasyr (59) ayat 18.

  
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.[22]

Pengorganisasian (organizing) adalah penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.[23] Kegiatan pengorganisasian untuk menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai dengan prinsip pengorganisasian. Hal ini dilakukan dengan membagi tanggung jawab kepada setiap personel dengan jelas sesuai bidang, wewenang, dan tanggung jawabnya.
Menurut Terry sebagaimana ditulis oleh Ulbert Silalahi[24] adalah pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan, penentuan hubungan-hubungan pekerjaan di antara mereka dan pemberian lingkungan pekerjaan yang sepatutnya. Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang perlu mendapatkan perhatian dari setiap menejer. Fungsi ini perlu dilakukan untuk mewujudkan struktur organisasi, uraian tugas tiap bidang, wewenang dan tanggung jawab menjadi lebih jelas, dan penentuan sumber daya manusia dan materil yang diperlukan. Menurut Robbins, bahwa kegiatan yang dilakukan dalam pengorganisasian dapat mencakup (1) menetapkan tugas yang harus dikerjakan; (2) siapa yang mengerjakan; (3) bagaimana tugas itu dikelompokkan; (4) siapa melapor ke siapa; (5) di mana keputusan itu harus diambil.[25]

Penggerakan (actuating) adalah kegiatan yang menggerakkan dan mengusahakan agar para pekerja melakukan tugas dan kewajibannya. Para pekerja sesuai dengan keahlian dan proporsinya segera melaksanakan rencana dalam aktivitas konkret yang diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan, dengan selalu mengadakan komunikasi, hubungan kemanusiaan yang baik, kepemimpinan yang efektif, memberikan motivasi, membuat perintah dan instruksi serta mengadakan supervise dengan meningkatkan sikap dan moral setiap anggota kelompok. Dengan demikian, dalam actuating terdapat hal-­hal sebagai berikut:
1.     Penetapan start pelaksanaan rencana kerja
2.        Pemberian contoh tata cara pelaksanaan kerja dari pimpinan
3.     Pemberian motivasi para pekerja untuk segera bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
4.     Pengomunikasian seluruh arah pekerjaan dengan semua unit kerja
5.     Pembinaan para pekerja
6.     Peningkatan mutu dan kualitas kerja
7.     Pengawasan kinerja dan. moralitas pekerja.[26]
Masalah penggerakan ini pada dasarnya berkaitan erat dengan unsur manusia sehingga keberhasilannya juga ditentukan oleh kemampuan Menejer dalam berhubungan dengan para mitra dan karyawannya. Oleh sebab itu, diperlukan kemampuan menejer dalam berkomunikasi, daya kreasi serta inisiatif yang tinggi dan mampu mendorong semangat dari para mitra kerja.[27]
Dalam perkembangan sekarang, menurut Kotter,[28] manajemen modern dalam prosesnya sering diringkaskan para praktisi sebagai berikut:
1.    Perencanaan dan pembuatan anggaran- menyusun target atau sasaran masa depan, secara khusus bagi bulan atau tahun depan; mengembangkan langkah secara rinci untuk mencapai semua sasaran, langkah yang mungkin mencakup jadwal kerja dan petunjuk, serta alokasi sumberdaya untuk mencapai semua rencana ini.
2.    Pengorganisasian dan penempatan- membangun suatu struktur dan seperangkat pekerjaan untuk mencapai rencana yang diharapkan, menempatkan orang dalam pekerjaan dengan kemampuan khusus individu, mengkomunikasikan rencana kepada semua orang, yang menerima tanggung jawab untuk melaksanakan rencana dan kmembangun sistem  untuk memantau pelaksanaan,
3.    Pengawasan dan pemecahan masalah-hasil pemantauan berhadapan dengan rencana yang rinci baik formal maupun informal, dengan maksud bentuk laporan, pertemuan, dan lainnya; mengidentifikasi penyimpangan, dengan yang biasanya disebut masalah dan kemudian rencana dan pengorganisasian memecahkan masalah”.

Proses ini menghasilkan suatu tingkat konsistensi dan keteraturan. Untungnya. Para manajer dan pegawai menghasilkan produksi yang diharapkan secara konsisten atas kunci utama pelayanan kepada harapan pelanggan, pihak terkait, pegawai dan organisasi lain terkait, meskipun kerumitan akan muncul disebabkan oleh wilayah luas, teknologi modern dan penyebaran geograpis. Manajemen bekerja untuk membantu memelihara kompleksitas organisasi atas waktu dan anggran, karena itulah, manajemen, prosesnya begitu dan fungsi utama memang demikian.

Pengawasan (controling) merupakan proses pengamatan atau memonitor kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan berjalan sesuai rencana untuk mencapai tujuan institusi.[29] Hal ini dilakukan agar orang-orang yang telah diberikan tugas melaksanakan dengan penuh semangat. Karenanya diperlukan berbagai strategi, terutama strategi kepemimpinan.
Pengawasan dilakukan untuk mengumpulkan data tentang penyelenggaraan kerja sama. Pada dasarnya ada tiga langkah yang perlu ditempuh dalam melaksanakan pengawasan, yaitu (1) menetapkan alat ukur atau standar, (2) mengadakan penilaian atau evaluasi, dan (3) mengadakan tindakan perbaikan atau koreksi dan tindak lanjut.
Pengawasan dalam konsep Islam menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh nilai-nilai keislaman.
Langkah-langkah pengawasan adalah:
a.            memeriksa,
b.           mengecek,
c.            mencocokkan,
d.           menginspeksi,
e.            mengendalikan
f.            mengatur,
g.            mencegah sebelum terjadi kegagalan.
Pengawasan dibagi tiga, yaitu: (1) pengawasan yang bersifat top down, yakni pengawasan yang dilakukan dari atasan langsung kepada bawahan; (2) botton up, yaitu pengawasan yang dilakukan dari bawahan kepada atasan; (3) pengawasan melakat, yaitu pengawasan yang termasuk kepada self control, yaitu atasan ataupun bawahan senantiasa mengawasi dirinya sendiri. Pengawasan ini lebih dititikberatkan pada kesadaran pribadi, introspeksi diri, dan upaya menjadi surf teladan bagi orang lain. Pengawasan yang lebih baik adalah pengawasan dalam arti pembinaan dan pemberdayaan, sehingga dengan menjalankan fungsi pengawasan, seluruh personalia organisasi memiliki rasa pengabdian, komitmen, dan loyalitas yang tinggi pada pekerjaan dan organisasi tempatnya bekerja.
Pengawasan juga merupakan pengamatan terhadap seluruh kegiatan para pekerja dilihat dari relevansinya dengan perencanaan dan tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demiikian, dalam pengawasan terdapat kegiatan berikut:
1.       Pengamatan terhadap kinerja seluruh pegawai;
2.       Pembinaan terhadap pegawai;
3.       Penelusuran relevansi kerja dengan perencanaan;
4.       Pemerhatian arah pekerjaan dengan tujuan yang telah ditetapkan;[30]


















BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Managment berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Istilah Managment (management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda.
2. Managment merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab
antara keduanya tidak bisa dipisahkan. Managment sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori.
3. Manajeman diartikan profesi karena manajemen membutuhkan keahlian tertentu
dalam mencapai tujuan. Manajemen menurut parker (stoner dan freeman 2000) ialah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the art of getting things done through poeple)
5.  Tujuan dalam managment sangat penting karena tujuan tersebut dapat : Terwujudnya suasana kerjas yang aktif, inofatif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna bagi para karyawan atau anggota, Terciptanya karyawan atau anggota yang aktif mengemangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara
6.  Manajemen memiliki banyak fungsi-funsi yang lebih populer dikenal pada dunia manajemen apa yang disebut dengan POAC (planning, organizing, actuating, controling).








DAFTAR PUSTAKA
Chomzanah, Nunung et.all, Dasar-dasar Manajemen , Bandung: Armico, 1994. 
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004.
Hasibuan, Malayu SP, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
James, L, Gibson, John M. Ivancevic, and James H. Donnelly, Jr, ,Organization: Behavior, Structure, and Process, Chicago: Richard D Irwins, 1997.
Kamarulzaman , AKA, dan M. Dahlan Y. Al-Barry, Kamus Ilmiah Serapan, Yogyakarta: Absolut, 2005.
Kotter, John P, A Force For Change: How Leadership Differs from Management, New York: The Free Press, 1996.
Lazaruth, Soewadji, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, Yogyakarta: Kanisius, 1994.
Robbins, Stephen R, Perilaku Organisasi, Jilid I terj. Tim Indeks, Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003.
Sagala, Saiful, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Startegi Memenangkan Persaingan Mutu, Jakarta: Nimas Multima 2005.
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Sutopo, Administrasi, Manajemen dan Organisasi, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 1999. 
Siagian, Sondang P, Fungsi-Fungsi Manajerial, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.
Silahahi, Ulbert, Studi tentang Ilmu Administrasi: Konsep, Teori, dan Dimensi, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002.
Terry, George R, The Principles of Management, Illionis: Richard D. Irwin Inc, 1973.
Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998.
Wayne, Mondy R, & Premeaux Shane R, Management: Concepts, Practices an Skills, Massachussestts: Allyn and Bacon Inc., 1988.


[1] Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 115.
[2]Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 3.
[3]Saiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Startegi Memenangkan Persaingan Mutu,   (Jakarta: Nimas Multima 2005), h. 13.
[4]Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung Remaja Rosda Karya, 2004), h. 2.
[5]AKA Kamarulzaman dan M. Dahlan Y. Al-Barry, Kamus Ilmiah Serapan (Yogyakarta: Absolut, 2005), h. 431.
[6]George R. Terry, The Principles of Management (Illionis: Richard D. Irwin Inc., 1973), h. 4.
[7]Mondy R Wayne & Premeaux Shane R, Management: Concepts, Practices an Skills (Massachussestts: Allyn and Bacon Inc., 1988), h. 4.
[8] Yayasan Islah Bina Umat, Al-Qur’an Dan Terjemah, (Jakarta: 2011), h. 415.
[9]Malayu SP. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 3.
[10]Sutopo, Administrasi, Manajemen dan Organisasi (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 1999), h. 14. 
[11] Saefullah, Manajemen Pendidikan, h. 92.
[12] Ibid, h, 93.
[13] James, L, Gibson, John M. Ivancevic, and James H. Donnelly, Jr, ,Organization: Behavior, Structure, and Process (Chicago: Richard D Irwins, 1997).h.14.

[14] Ibid, h.17.
[15]Nunung Chomzanah dan Atingtedjasutisna, Dasar-dasar Manajemen (Bandung: Armico, 1994), h. 56. 
[16] Yayasan Islah Bina Umat, Al-Qur’an Dan Terjemah, h. 63.
[17] Ibid, h. 517.
[18] Ibid, h. 89.
[19]Usman, Manajemen, h. 25.
[20]Sondang P.  Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 50.
[21]Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998), h. 107.
[22] Yayasan Islah Bina Umat, Al-Qur’an Dan Terjemah, h.548.
[23]Ibid, h. 128.
[24]Ulbert Silahahi, Studi tentang Ilmu Administrasi: Konsep, Teori, dan Dimensi (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002), h. 135.
[25]Stephen R. Robbins, Perilaku Organisasi, Jilid I terj. Tim Indeks (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003), h. 5.

[26] Saefullah, Manajemen Pendidikan, h. 42.
[27]Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya (Yogyakarta: Kanisius, 1994), h.. 4.
[28] John P  Kotter, A Force For Change: How Leadership Differs from Management.  (New York: The Free Press, 1996).h.4..

[29]Sagala, Manajemen Berbasis, h. 25. 
[30] Ibid, h. 39.

No comments:

Post a Comment