KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
OLEH : JUNIANTO SITORUS, S.PD.I
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu Manajemen
sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian karena pada
dasarnya manusia dalam kehidupan sehari harinya tidak bisa terlepas dari
prinsip-prinsip Manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Baik disadari
ataupun tidak disadari. Ilmu Manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke
20 di benua Eropa barat dan Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang
dilanda revolusi yang dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu
perubahan-berubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien.
Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan beragam dan sejenisnya. Sekarang timbul suatu pertanyaan “siapa sajakah yang sebenarnya memakai Manajemen “ apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja? Jawabannya. Manajemen diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan beragam dan sejenisnya. Sekarang timbul suatu pertanyaan “siapa sajakah yang sebenarnya memakai Manajemen “ apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja? Jawabannya. Manajemen diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Dalam
pandangan manajemen Islam, manusia itu tidak dapat hidup sendiri dan
eksistensinya tidaklah terlaksana kecuali dengan kehidupan bersama. Manusia
tidak akan mampu menyempurnakan eksistensi dan mengatur kehidupannya dengan
sempurna apabila sendiri. Kerja sama sudah menjadi watak manusia apabila
membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhannya. Seseorang akan berserikat
dengan orang lain apabila ada kesatuan tujuan yang membawanya pada sikap saling
membantu.
Ibnu khaldun
menyebutkan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup berorganisasi
jika memiliki kesatuan visi dan misi. Dengan demikian, konsep organisasi adalah
konsep mengenai persatuan dan kerja sama yang ideal untuk mencapai tujuan
dengan mempertahankan nilai-nilai kejujuran.[1]
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR MANAJEMEN
A.
Pengertia
Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari
asal kata mamus berarti tangan dan angere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere
yang artinya menangani.[2] Saiful Sagala menyebutkan bahwa manajemen
berasal dari kata managio yaitu “pengurusan” atau managiare yaitu
“melatih dalam mengatur langkah-langkah.[3] Dalam hal mengatur akan timbul banyak
pertanyaan tentang apa yang diatur, siapa yang mengatur, mengapa harus diatur,
apa tujuan dilaksanakannya mengatur dan bagaimana mengaturnya.
Pengertian di atas relevan dengan apa yang
dikemukakan James A.F Stoner “manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi
dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan Mary Farket Follet mendefinisikan manajemen sebagai salah
satu seni untuk melakukan sesuatu melalui orang lain.
Di samping itu manajemen
sering diartikan sebagai ilmu, kiat atau seni dan profesi. Dikatakan sebagai
ilmu, menurut Lutter Gulick manajemen memenuhi syarat karena memiliki
serangkaian teori, meskipun teori-teori itu masih terlalu umum dan subjektif. Selanjutnya dikatakan bahwa perjalanan suatu ilmu, teori-teori
manajemen yang ada diuji dengan pengalaman.[4]
Secara umum aktivitas manajemen ada dalam
organisasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efesien. Manajemen dapat diartikan sebagai proses
menggunakan dan atau menggerakkan sumber daya manusia, modal dan peralatan
lainnya secara terpadu untuk mencapai tujuan tertentu.[5] Sementara itu George R. Terry menjelaskan bahwa manajemen adalah kemampuan mengarahkan
dan mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan
sumber daya lainnya.[6] Mondy & Premeaux mengemukakan
manajemen adalah cara-cara atau aktivitas tertentu agar semua anggota dapat
bekerja sesuai dengan prosedur, pembagian kerja, dan tanggung jawab yang
diawasi untuk mencapai tujuan bersama.[7]
Ramayulis mengatakan bahwa pengertian
yang dapat disamakan dengan hakikat manajemen didalam Al-Qur’an adalah al-tadbir
(pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara
(mengatur) yang banyak kita temukan dalam Al-Qur’an diantaranya terdapat dalam
surah As-Sajadah ayat 5.
Artinya : “Dia
mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam
satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (Q.S.
As-Sajadah : 5).[8]
Dari
ayat diatas kita dapat mengetahui bahwa Allah SWT. Merupakan pengatur alam
semesta ini, oleh sebab itu kita sebagai khalifah yang diciptakan Allah
berfungsi untuk mengatur dan mengelola alam semesta dengan sebaik-baiknya
sehingga mampu mendatangkan kemaslahatan bagi kehidupan manusia.
Pemanfaatan
tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan manusia yang lain secara efektif,
efisien, dan produktif untuk mrncapai kebahagiaan dan kesejahteraan, baik
didunia maupun di akhirat.
B.
Manajemen dan Organisasi
Dalam perspektif lebih luas,
manajemen adalah suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efesien. Berarti manajemen merupakan perilaku
anggota dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Dengan kata lain, organisasi adalah wadah bagi
operasionalisasi manajemen, karena itu di dalamnya ada sejumlah unsur yang
membentuk kegiatan manajemen, yaitu: unsur manusia (man), barang-barang (materials),
mesin (machines), metode (methods), uang (money) dan pasar (market).
Pada prinsipnya pengertian manajemen
mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut: (1) ada tujuan yang ingin
dicapai; (2) sebagai perpaduan ilmu dan seni; (3) merupakan proses yang
sistematis, terkoordinasi, koperatif, dan terintegrasi dalam memanfaatkan
unsur-unsurnya; (4) ada dua orang atau lebih yang bekerjasama dalam suatu
organisasi; (5) didasarkan pada pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab;
(6) mencakup beberapa fungsi; (7)
merupakan alat untuk mencapai tujuan.[9]
Manajemen merupakan suatu proses
pengelolaan sumber daya yang ada mempunyai empat fungsi yaitu perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Terry dalam Sutopo yang menyatakan bahwa fungsi manajemen mencakup kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya.[10]
Untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh suatu organisasi itu, pengelola ini disebut manajer.
Menejer dalam menjalankan organisasi memiliki tugas dan fungsi untuk
merealisasikan tujuan organisasi yang dibebankan kepadanya.
Berdasarkan uraian di atas,
meskipun definisi manajemen menurut para ahli terdapat perbedaan, makna,
tujuan, serta sasaran yang diinginkan sama, karena secara subtansinya bahwa
manajemen merupakan suatu proses pengorganisasian, yang di dalamnya terdapat aspek perencanaan dan pengambilan keputusan guna tercapai suatu tujuan bersama. Lebih fokus lagi dapat disebutkan, bahwa
manajemen juga menganalisa, menetapkan tujuan/sasaran serta mendeterminasi
tugas-tugas dan kewajiban secara baik, efektif dan efisien.
Manajemen merupakan salah satu
ilmu pengetahuan di antara ilmu-ilmu sosial yang lain. Ditinjau dari posisi dan
eksistensinya, manajemen memiliki nilai utama pada segenap aktivitas manusia,
dalam hal ini aktivitas ruang kehidupan manusia, mulai dari pendidikan, sosial,
budaya, ekonomi dan politik.
Dari penjelasan diatas dapat kita
berikan gambaran bahwa tujuan dalam manajemen itu sangat penting. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia diharapkan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan seperti kita ketahui tujuan dalam
managment sangat penting karena tujuan tersebut dapat :
1. Terwujudnya suasana
kerjas yang aktif, inofatif, kreatif, efektif, efisien, menyenangkan dan
bermakna bagi para karyawan atau anggota
2. Terciptanya
karyawan atau anggota yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan,
ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat Bangsa dan
Negara.
3. Terpenuhinya salah
satu dari 4 (empat) kompetensi bekerja para anggota serta tertunjangnya kompetensi
manajerial para atasan dan anggota sebagai manajer.
4. Tercapainya tujuan
yang lebih efektif dan efisien dalam sebuah organisasi.
5. Terbekalinya tenaga
profesional dengan teori tentang proses dan tugas administrasi kepemimpinan (tertunjangnya
profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen).
6. Teratasinya masalah mutu pekerjaan karena 80% adalah mutu para pekerja disebakan
karena manajemen.
Berdasarkan tujuan tersebut dapat dipahami
bahwa manajemen memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan sejak awal.
Organisasi dalam bahasa Yunani berasal
dari kata organon yang berarti alat.
Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya
semuanya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan,
berikut ini Saefullah mengutip beberapa pengertian organisasi yaitu:
1.
Chester I.
Bernard dalam bukunya The Executive
Functions mengemukakan, “ Organisasi adalah sistem kerja sama anatara dua
orang atau lebih” ( I define organization
as a system of cooveratives of two more persons).
2.
James D.
Mooney mengatakan, “Organization is the
form of every human association for the attainment of common purpose”
(Organisasi adalah setiap bentuk kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.[11]
3.
Menurut Dimock, "Organization is the systematic
bringing together of interdependent part to form a unified whole through
which authority, coordination
and control may be exercised to achive a given purpose" (Organisasi
adalah perpaduan secara sistematis daripada bagianbagian yang
saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu
kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan
pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
4. Robbins, S.P., (1986), "Organization is a conciously coordinated social units, composed of two or more people, that
function on a relatively continous basis to acheive
a common goal or set of goals." (Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri atas pola
akitvitas kerja
sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.
5.
Sondang P. Siagian mengemukakan, "Setiap bentuk
persekutuan antar dua orang atau lebih yang bekerja bersama Berta
secara formal terkait dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang
telah ditentukan, dalam ikatan terdapat seorang/beberapa orang
yang disebut
bawahan."
6.
Prof. Dr. Prajudi Atmosudirdjo (1976) menuturkan,
"Struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja
antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerja sama
secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu."
7.
Menurut J.R. Schermerhorn, "Organization is a collection of people working together in a division of labor to achieve a common
purpose." (Organisasi
adalah kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama).
8.
Philiph Selznic, "Organisasi
adalah pengaturan personal guns memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah
ditetapkan melalui
alokasi fungsi dan tanggung jawab."
9.
Brown dan Moberg mendefinisikan, "Organization
are relatively permanent
social entities characterized by goal-oriented behavior, specialization and
structure."[12]
Berdasarkan definisi tersebut dapat
kita simpulkan bahwa sekumpulan orang dapat dikatakan sebagai organisasi jika
memenuhi beberapa unsur pokok yaitu :
a. Organisasi merupakan sistem
b. Adanya pola aktivitas
c. Adanya sekelompok orang
d. Adanya tujuan yang telah ditetapkan
e. Adanya kerjasama
f. Sistem koordinasi
g. Pembagian tugas dan tanggung jawab
h. Sumber daya organisasi
Tegasnya, dari beberapa pengertian
organisasi diatas organisasi akan berjalan efektif dan efisien harus memiliki
keterkaitan satu dengan yang lainnya baik individu maupun kelompok kerja memiliki
kontribusi penting dalam menentukan efektivitas organisasi. Karena sebagai
sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga proses
mencapai tujuan dapat lebih optimal. Gambaran mengenai efektivitas organisasi
dapat diketahui dari apa yang dikemukakan Gibson, et al,[13]
sebagai berikut:
Berdasarkan gambar di atas dapat dipahami bahwa baik individu maupun
kelompok bermuara kepada pencapaian efektivitas supaya efektivitas organisasi
dapat tercapai. Tetapi yang perlu diketahui para manajer adalah bahwa ada
banyak faktor yang menyebabkan efektivitas individu dan efektivitas kelompok.
Dalam konteks ini efektivitas individu didukung oleh faktor kemampuan, pengetahuan,
sikap, motivasi dan tekanan. Sedangkan yang menyebabkan efektivitas kelompok
adalah faktor kohesivitas (kepaduan), kepemimpinan, struktur, status, peran dan
norma yang ada dalam kelompok kerja. Selanjutnya efektivitas organisasi
disebabkan oleh faktor lingkungan, teknologi, strategi, pilihan, struktur,
proses dan budaya organisasi.
Berikut ini dapat dijelaskan mengenai
sumber efektivitas organisasi dalam konteks manajemen sebagai berikut,[14]
Sumber
Efektivitas
|
|||
Fungsi Manajemen
|
Individu
|
Kelompok
|
Organisasi
|
Perencanaan
|
Tujuan
|
Sasaran
|
Misi
|
Pengorganisasian
|
Rancangan kerja
Delegasi kewenangan
|
Bidang
Ukuran bidang
|
Perpaduan metode dan pribadi
|
Kepemimpinan
|
Pengaruh berpusat kepada orang
|
Pengaruh berpusat kepada kelompok
|
Pengaruh berpusat kepada inti keseluruhan
|
Pengawasan
|
Standari kinerja individu
|
Standar kinerja kelompok
|
Standar kinerja organisasi
|
Efektivitas dan Fungsi Manajemen
Untuk dapat menggerakan anggotanya agar mempunyai
semangat dan gairah kerja yang tinggi, maka perlu memperhatikan beberapa
prinsip berikut: (a) Memperlakukan para pegawai dengan sebaik-baiknya; (b) Mendorong
pertumbuhan dan pengembangan bakat dan kemampuan para pegawai tanpa menekan
daya kreasinya; (c) Menanamkan semangat para pegawai agar mau terus berusaha
meningkatkan bakat dan kemampuannya; (d) Menghargai setiap karya yang baik dan
sempurna yang dihasilkan para pegawai; (e) Menguasahan adanya keadilan dan
bersikap bijaksana kepada setiap pegawai tanpa pilih kasih; (f) Memberikan
kesempatan yang tepat bagi pengembangan pegawainya, baik kesempatan belajar
maupun biaya yang cukup untuk tujuan tersebut; (g) Memberikan motivasi untuk
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki para pegawai melalui ide, gagasan dan
hasil karyanya.[15]
Kita dapat melihat bahwa Islam sangat mendorong para
pemeluknya untuk melakukan sesuatu hal secara terorganisir dengan rapi, karena kebaikan yang tidak
terorganisir akan dapat dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir (tersusun
dan tertata dengan rapi). Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata
hanya wadah, melainkan lebih menekankan pada cara melakukan pekerjaan secara
rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja.
Dalam manajemen Islam, struktur organisasi diibaratkan
bangunan yang tersusun rapi yang seluruh komponen bangunan saling terkait,
menyangga dan menguatkan. Atau dapat dimisalkan tubuh satu sama lain
strukturnya saling berhubungan. Sebagaimana firman Allah SWT.
Artinya : Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada- Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.(102). Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk. (Q.S. Ali Imran: 102-103).[16]
Selanjutnya di dalam Al-Qur’an surat Al-Hujarat ayat 13
Allah SWT menjelaskan mengenai pentingnya berorganisasi dalam konteks yang lebih
luas
Artinya : Hai manusia,
Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal.[17]
Selanjutnya dapat juga kita lihat dalam Surat
An-Nisa’ ayat 71
Artinya: Hai orang-orang
yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran)
berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama.[18]
Pengorganisasian
dalam Manajemen Islami adalah penentuan struktur, aktivitas, interaksi,
koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan harus jelas
dalam setiap lembaga atau organisasi
Dalam berorganisasi didalam islam harus mempertahankan
penerapan kinerja yang lurus dan konsisten dengan menyertakan nilai-nilai
islami. Organisasi didalam Islam dapat diartikan sebagai wadah berkumpulnya
beberapa orang yang saling bekerja sama dan berinteraksi dalam menerapkan dan
mewujudkan visi dan misi yang berlandaskan nilai-nilai ajaran Islam yang sangat
luhur dan mulia, oleh karena itu dibutuhkan saling tolong-menolong, Amanah,
jujur dan bertanggung jawab
C.
Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan ahli tidak
sama, tergantung pada sudut pendekatan dan pandangan mereka. Namun yang populer
dikenal pada dunia manajemen apa yang disebut dengan POAC (planning,
organizing, actuating, controling). Fungsi-fungsi ini pada dasarnya harus
dilaksanakan oleh setiap menajer secara berurutan agar proses manajemen itu
diaplikasikan secara baik.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan POAC (planning,
organizing, actuating, controling), berikut dijelaskan pengertian
masing-masing :
Perencanaan (planning) ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk
dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang
ditetapkan.[19] Karena itu perencanaan merupakan urat nadi
manajemen dan menempati fungsi pertama dan utama di antara fungsi-fungsi
manajemen lainnya.
Perencanaan atau planning, merupakan keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di
masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.[20] Di dalam perencanaan ini
dirumuskan dan ditetapkan seluruh aktivitas lembaga yang menyangkut apa yang
harus dikerjakan, mengapa dikerjakan, di mana dikerjakan, kapan akan
dikerjakan, siapa yang mengerjakan dan bagaimana hal tersebut dikerjakan.
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan dapat meliputi penetapan tujuan,
penegakan strategi, dan pengembangan rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan. Dalam hal ini menejer sebagai top manajemen di dalam sebuah lembaga atau organisasi mempunyai tugas untuk membuat perencanaan, baik dalam
bidang-bidang kerjanya.[21] Setidaknya dalam Alquran
perencanaan dijelaskan sedemikian tegas dalam Surat Al-Hasyr (59) ayat 18.
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.[22]
Pengorganisasian (organizing) adalah
penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber
daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.[23] Kegiatan pengorganisasian untuk
menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai dengan prinsip
pengorganisasian. Hal ini dilakukan dengan membagi
tanggung jawab kepada setiap personel dengan jelas sesuai bidang, wewenang, dan
tanggung jawabnya.
Menurut Terry sebagaimana ditulis oleh
Ulbert Silalahi[24] adalah pembagian pekerjaan
yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan, penentuan
hubungan-hubungan pekerjaan di antara mereka dan pemberian lingkungan pekerjaan
yang sepatutnya. Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang
perlu mendapatkan perhatian dari setiap menejer. Fungsi ini perlu dilakukan untuk mewujudkan struktur organisasi, uraian
tugas tiap bidang, wewenang dan tanggung jawab menjadi lebih jelas, dan penentuan
sumber daya manusia dan materil yang diperlukan. Menurut Robbins, bahwa
kegiatan yang dilakukan dalam pengorganisasian dapat mencakup (1) menetapkan
tugas yang harus dikerjakan; (2) siapa yang mengerjakan; (3) bagaimana tugas
itu dikelompokkan; (4) siapa melapor ke siapa; (5) di mana keputusan itu harus
diambil.[25]
Penggerakan (actuating) adalah kegiatan yang menggerakkan dan mengusahakan agar para pekerja
melakukan tugas dan kewajibannya. Para pekerja sesuai
dengan keahlian dan proporsinya segera melaksanakan
rencana dalam aktivitas konkret yang diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan, dengan selalu mengadakan komunikasi, hubungan kemanusiaan yang baik,
kepemimpinan yang efektif, memberikan
motivasi, membuat perintah dan instruksi serta mengadakan supervise dengan meningkatkan sikap dan moral setiap anggota kelompok. Dengan demikian, dalam actuating
terdapat hal-hal sebagai berikut:
1.
Penetapan
start pelaksanaan rencana kerja
2.
Pemberian contoh tata cara
pelaksanaan kerja dari
pimpinan
3. Pemberian
motivasi para pekerja untuk segera bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing.
4. Pengomunikasian
seluruh arah pekerjaan dengan semua unit kerja
5.
Pembinaan
para pekerja
6. Peningkatan mutu dan kualitas kerja
Masalah penggerakan ini pada dasarnya
berkaitan erat dengan unsur manusia sehingga keberhasilannya juga ditentukan
oleh kemampuan Menejer dalam berhubungan dengan para mitra dan karyawannya. Oleh sebab itu,
diperlukan kemampuan menejer
dalam
berkomunikasi, daya kreasi serta inisiatif yang tinggi dan mampu mendorong semangat
dari para mitra kerja.[27]
Dalam perkembangan sekarang, menurut
Kotter,[28]
manajemen modern dalam prosesnya sering diringkaskan para praktisi sebagai
berikut:
1. Perencanaan dan pembuatan anggaran- menyusun
target atau sasaran masa depan, secara khusus bagi bulan atau tahun depan;
mengembangkan langkah secara rinci untuk mencapai semua sasaran, langkah yang
mungkin mencakup jadwal kerja dan petunjuk, serta alokasi sumberdaya untuk
mencapai semua rencana ini.
2. Pengorganisasian dan penempatan- membangun suatu
struktur dan seperangkat pekerjaan untuk mencapai rencana yang diharapkan,
menempatkan orang dalam pekerjaan dengan kemampuan khusus individu,
mengkomunikasikan rencana kepada semua orang, yang menerima tanggung jawab
untuk melaksanakan rencana dan kmembangun sistem untuk memantau pelaksanaan,
3. Pengawasan dan pemecahan masalah-hasil pemantauan
berhadapan dengan rencana yang rinci baik formal maupun informal, dengan maksud
bentuk laporan, pertemuan, dan lainnya; mengidentifikasi penyimpangan, dengan
yang biasanya disebut masalah dan kemudian rencana dan pengorganisasian
memecahkan masalah”.
Proses ini menghasilkan suatu tingkat
konsistensi dan keteraturan. Untungnya. Para manajer dan pegawai menghasilkan
produksi yang diharapkan secara konsisten atas kunci utama pelayanan kepada
harapan pelanggan, pihak terkait, pegawai dan organisasi lain terkait, meskipun
kerumitan akan muncul disebabkan oleh wilayah luas, teknologi modern dan
penyebaran geograpis. Manajemen bekerja untuk membantu memelihara kompleksitas
organisasi atas waktu dan anggran, karena itulah, manajemen, prosesnya begitu
dan fungsi utama memang demikian.
Pengawasan (controling) merupakan proses pengamatan atau memonitor kegiatan organisasi untuk
menjamin agar semua pekerjaan berjalan sesuai rencana untuk mencapai tujuan
institusi.[29]
Hal ini dilakukan agar orang-orang yang telah diberikan tugas melaksanakan
dengan penuh semangat. Karenanya diperlukan berbagai strategi, terutama strategi
kepemimpinan.
Pengawasan dilakukan untuk
mengumpulkan data tentang penyelenggaraan kerja sama. Pada dasarnya ada tiga
langkah yang perlu ditempuh dalam melaksanakan pengawasan, yaitu (1) menetapkan
alat ukur atau standar, (2) mengadakan penilaian atau evaluasi, dan (3) mengadakan
tindakan perbaikan atau koreksi dan tindak lanjut.
Pengawasan dalam
konsep Islam menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai
oleh nilai-nilai
keislaman.
Langkah-langkah pengawasan adalah:
a.
memeriksa,
b.
mengecek,
c.
mencocokkan,
d.
menginspeksi,
e.
mengendalikan
f.
mengatur,
g.
mencegah
sebelum terjadi kegagalan.
Pengawasan dibagi tiga, yaitu:
(1) pengawasan yang bersifat top down, yakni pengawasan yang dilakukan
dari atasan langsung kepada bawahan; (2) botton up, yaitu
pengawasan yang dilakukan dari bawahan kepada atasan; (3) pengawasan melakat, yaitu pengawasan yang termasuk kepada self control, yaitu
atasan ataupun bawahan senantiasa
mengawasi dirinya sendiri. Pengawasan ini lebih dititikberatkan pada kesadaran pribadi, introspeksi diri, dan upaya menjadi surf teladan bagi orang lain.
Pengawasan yang lebih baik adalah
pengawasan dalam arti pembinaan dan pemberdayaan, sehingga dengan menjalankan fungsi pengawasan,
seluruh personalia organisasi
memiliki rasa pengabdian, komitmen, dan loyalitas yang tinggi pada
pekerjaan dan organisasi tempatnya bekerja.
Pengawasan juga merupakan
pengamatan terhadap seluruh kegiatan para pekerja dilihat dari relevansinya dengan perencanaan dan tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan demiikian, dalam pengawasan terdapat kegiatan berikut:
1. Pengamatan terhadap
kinerja seluruh pegawai;
2.
Pembinaan
terhadap pegawai;
3.
Penelusuran
relevansi kerja dengan perencanaan;
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian
pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Managment berasal dari kata to manage yang artinya
mengatur. Istilah Managment (management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan
perspektif yang berbeda.
2. Managment merupakan
suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab
antara
keduanya tidak bisa dipisahkan. Managment sebagai suatu ilmu pengetahuan,
karena telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu
teori.
3. Manajeman diartikan
profesi karena manajemen membutuhkan keahlian tertentu
dalam mencapai tujuan. Manajemen menurut
parker (stoner dan freeman 2000) ialah seni melaksanakan pekerjaan melalui
orang-orang (the art of getting things done through poeple)
5.
Tujuan dalam managment
sangat penting karena tujuan tersebut dapat : Terwujudnya suasana kerjas yang aktif,
inofatif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna bagi para
karyawan atau anggota, Terciptanya karyawan atau anggota yang aktif
mengemangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, ahlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan Negara
6.
Manajemen memiliki
banyak fungsi-funsi yang lebih populer dikenal pada
dunia manajemen apa yang disebut dengan POAC (planning, organizing,
actuating, controling).
DAFTAR PUSTAKA
Chomzanah, Nunung
et.all, Dasar-dasar Manajemen , Bandung: Armico, 1994.
Fattah, Nanang, Landasan
Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004.
Hasibuan, Malayu SP, Manajemen:
Dasar, Pengertian, dan Masalah Jakarta: Bumi
Aksara, 2001.
James, L, Gibson, John M. Ivancevic, and James H. Donnelly, Jr, ,Organization:
Behavior, Structure, and Process, Chicago:
Richard D Irwins, 1997.
Kamarulzaman
, AKA, dan M. Dahlan Y. Al-Barry,
Kamus Ilmiah Serapan, Yogyakarta: Absolut, 2005.
Kotter, John P, A Force For Change: How
Leadership Differs from Management, New York: The Free Press, 1996.
Lazaruth, Soewadji, Kepala
Sekolah dan Tanggung Jawabnya,
Yogyakarta: Kanisius,
1994.
Robbins, Stephen R, Perilaku Organisasi,
Jilid I terj. Tim Indeks, Jakarta:
PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003.
Sagala, Saiful, Manajemen
Berbasis Sekolah dan Masyarakat Startegi Memenangkan Persaingan Mutu, Jakarta: Nimas Multima
2005.
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, Bandung:
Pustaka Setia, 2012.
Sutopo, Administrasi, Manajemen dan Organisasi, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 1999.
Siagian, Sondang P, Fungsi-Fungsi Manajerial, Jakarta: Bumi
Aksara, 1992.
Silahahi, Ulbert, Studi tentang Ilmu Administrasi: Konsep, Teori, dan Dimensi, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002.
Terry, George R, The Principles of Management, Illionis: Richard D. Irwin
Inc, 1973.
Usman, Husaini, Manajemen
Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998.
Wayne, Mondy R, & Premeaux Shane R, Management: Concepts, Practices an Skills, Massachussestts: Allyn and Bacon Inc., 1988.
[1] Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2012), h. 115.
[2]Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h. 3.
[3]Saiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Startegi
Memenangkan Persaingan Mutu, (Jakarta:
Nimas Multima 2005), h. 13.
[4]Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung Remaja Rosda
Karya, 2004), h. 2.
[5]AKA Kamarulzaman dan M. Dahlan Y. Al-Barry, Kamus Ilmiah Serapan (Yogyakarta: Absolut, 2005), h. 431.
[6]George R. Terry, The
Principles of Management (Illionis: Richard D. Irwin Inc., 1973), h. 4.
[7]Mondy R Wayne & Premeaux Shane R, Management: Concepts, Practices an Skills (Massachussestts: Allyn
and Bacon Inc., 1988), h. 4.
[8] Yayasan Islah Bina Umat, Al-Qur’an Dan Terjemah, (Jakarta: 2011),
h. 415.
[9]Malayu SP. Hasibuan, Manajemen:
Dasar, Pengertian, dan Masalah Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 3.
[10]Sutopo, Administrasi,
Manajemen dan Organisasi (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 1999), h. 14.
[11] Saefullah, Manajemen Pendidikan, h. 92.
[12] Ibid, h, 93.
[13] James, L, Gibson, John M.
Ivancevic, and James H. Donnelly, Jr, ,Organization: Behavior, Structure,
and Process (Chicago:
Richard D Irwins, 1997).h.14.
[14] Ibid, h.17.
[16] Yayasan Islah Bina Umat, Al-Qur’an Dan Terjemah, h. 63.
[17] Ibid, h. 517.
[18] Ibid, h. 89.
[19]Usman, Manajemen, h. 25.
[21]Ngalim Purwanto, Administrasi
dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998), h. 107.
[22] Yayasan Islah Bina Umat, Al-Qur’an Dan Terjemah, h.548.
[24]Ulbert Silahahi, Studi
tentang Ilmu Administrasi: Konsep, Teori, dan Dimensi (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2002), h. 135.
[25]Stephen R.
Robbins, Perilaku Organisasi, Jilid I terj. Tim Indeks (Jakarta:
PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003), h. 5.
[26] Saefullah, Manajemen Pendidikan, h. 42.
[27]Soewadji Lazaruth, Kepala
Sekolah dan Tanggung Jawabnya (Yogyakarta: Kanisius, 1994), h.. 4.
[28] John P Kotter, A Force For Change: How Leadership Differs
from Management. (New York: The Free
Press, 1996).h.4..
[29]Sagala, Manajemen Berbasis, h. 25.
[30] Ibid, h. 39.
No comments:
Post a Comment